Friday, October 28, 2011 - 0 comments

BANCI KENAPA HARUS DIJAUHI ??


            Di indonesia saat ini banyak sekali perempuan jadian-jadian alias waria. Terkadang banyak orang yang merasa geli jika ada banci di sekitar mereka. Mereka yang menjadi waria saat ini kebanyakan mempunyai masalah. Selain masalah jiwa mereka,  mereka mempunyai masalah dengan keluarga dan masyarakat di lingkungannya dimana dia tinggal. Mereka yang harus menjadi banci seperti itu biasa kurang rasa kasih sayang dari seorang ayah, padahal mereka adalah seorang laki. Dan akhirnya mereka merubah penampilan menjadi seorang “perempuan”yang kita sering sebut “banci”. Kalau menurut saya, banyak faktor yang terlibat sehingga mereka berpenampilan seperti itu. Yang saya sayangkan kenapa para keluarga waria tersebut atau masyarakat tidak bisa memahami dan bahkan menjauhi atau mencemooh mereka yang notabene itu adalah anggota keluarganya.
            Sepatutnya keluarga dari waria tersebut memahami kebutuhan mereka sehingga bisa “mnarik” untuk menajalani kehidupan yang normal secara tuntutan normal sosial. Jangan malah menjauhi atau memandang negatif terhadap mereka akan memperburuk sisi psikologis dari waria tersebut. Selain keluarga, masyarakat sekitar harus bisa menerima keadaan dari waria tersebut agar waria tersebut bisa menjadi kepada keadaan yang normal seperti yang lain.
            Pemerintah sebenarnya sudah melakukan upaya, dengan merazia banci ini kemudian memberi kursus-kursus yang bermanfaat seperti: Menjahit, Memasak dan lain-lain. Hnya saja hasilnya belum sesuai dengan hasil yang diharapkan. Sekarang sudah banyak di Indonesia para waria ini mempunyai pekerjaan yang sering kita lihat adalah mereka bekerja di salon. Meskipun mereka hanya menjadi tukang potong rambut atau tukang cuci. Mungkin dari kita sendiri tidak pernah berpikir bahwa uang dari hasil kerja mereka saat ini dibuat untuk membantu ekonomi orangtuanya di kampung dan membiayai adek-adek mereka untuk sekolah.
            Betapa mulia mereka melakukan seperti itu, kita saja yang normal belom tentu bisa seperti mereka. Mencari pekerjaan saja sekarang sudah susah sekali. Jadi para keluarga yang mempunyai sodara seperti sodara-sodara kita seperti ini tolong jangan di acuhkan. Dekati mereka dengan cara halus adalah hal mereka butuhkan dan masyarakat sekitar juga harus menghormati bukan malah mengolok-mengolok mereka. Kita saja yang manusia normal sangat membutuhkan kasih sayang dari keluarga dan masyarakat.
            Jadi menurut saya keterkaitan antara individu, keluarga dan masyarakat sangat erat jika ada salah satu yang bermasalah akan menjadi beban bagi individu kemudian menyebar ke keluarga masing-masing.
           
Friday, October 21, 2011 - 0 comments

PENGARUH BUDAYA KOREA TERHADAP INDONESIA


Penduduk adalah sekelompok masyarakat yang bertempat tinggal di sebuah daerah atau negara tertentu. Indonesia adalah negara yang mempunyai banyak kebudayaan. Indonesia merupakan salah negara yang mempunyai penduduk terbanyak di dunia.
Akhir-akhir ini banyak sekali penduduk di Indonesia yang mencoba peruntungan dari maraknya aksi boyband dan girlband asal Korea. Mereka saling beradu membuat boyband atau girlband hanya demi mendapatkan uang. Sekarang ini acara musik di televisi kebanyakan hanya boyband atau girlband yang laku. Produser hanya memerlukan skill dance yang bagus dari setiap orang dan kemudian bisa membuar sebuah boyband atau girlband. Kebiasaan ini disambut antusias oleh masyarakat indonesia sendiri.  Mereka sudah mempunyai fans-fans tersendiri, jadi setiap mereka manggung para fans tersebut ikut memberi semangat idola.
Konser-konser besar di Indonesia pun sekarang ini banyak menghadirkan boyband atau girlband asal Korea. Tiket masuk mahal pun itu adalah hal yang sudah biasa bagi mereka yang fanatik kepada boyband atau girlband. Sambil menonton terkadang di sekitar area luar panggung, banyak pedagang yang menjual aksesoris seperti : baju, kalung, gelang, sendal bergambar wajah boyband, dan masih banyak lagi. Terkadang fans-fans tersebut setelah pergelaran konser selesai, mereka memberi hadiah kepada idolanya tersebut dan meminta tandatangan agar ada kenangan setelah menonton konser tersebut. Bahkan ada fans-fans yang sangat fanatik kepada idolanya, jika mereka tidak mendapatkan tandatangan idolanya mereka menangis dan tidak mau pulang sampai mendapat tandatangan dari idolanya tersebut.
Pengaruh boyband atau girlband saat ini tidak hanya berdampak pada anak remaja, anak SD pun jika disuruh menyanyikan lagu boyband atau girlband idolanya, mereka langsung menyanyikan dan hafal lagu maupun gerakannya. Boyband atau girlband tidak hanya menjadi penyanyi saja di Indonesia. Mereka sudah berani memasuki dunia perfilman Indonesia. Pengaruh dari negara Korea tersebut tidak berhenti dari sisi musik, mereka mempengaruhi masyarakat Indonesia malalui dunia perfilman juga. Penikmat TV series Korea sangat banyak sekali. Jika ada salah satu episode yang tidak sempat dilihat, mereka langsung membeli DVD nya agar tidak ketinggalan satu episode saja.
Menurut saya, pengaruh demam Korea ini sangat mempengaruhi masyarakat. Tapi asalkan pengaruh tersebut menuju hal positif saya setuju saja. Sapa tahu mereka yang fanatik terhadap perfilman, atau band-band Korea jadi bisa menggunakan dan belajar bahasa Korea.

Friday, October 7, 2011 - 0 comments

BIOGRAFI


BIOGRAFI

Nama saya adalah Hafil Hammadi, anak kedua dari 2 bersaudara. Saya lahir di jakarta, 17 Januari 1993. Akan sedikit bercerita tentang kehidupan saya terhadap lingkungan sekitar. Saya adalah anak “kolong” atau sering disebut anak tentara. Saya menjalani pendidikan  TK di Kota Malang dan tinggal di komplek tentara yang bisa dibilang tempat yang sangat rapi, disiplin dan teratur. Pada saat TK saya seorang anak kecil yang sangat pendiam ketika bel istirahat, teman-teman bermain di lapangan sedangkan saya duduk diam didepan kelas sambil melihat mereka bermain, hingga pada saat setiap pembagian rapot selalu ada tulisan kurang bergaul, kurang bergerak pada saat senam dll. Setelah saya lulus, saya melanjutkan SD di kota yang sama.Pada kelas 3 SD saya pindah sekolah tetapi masih 1 kota dan kelas 4 SD saya pindah ke kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Di sinilah saya merasa lingkungan yang berbeda karena mereka mempunyai bahasa yang berbeda dan adat yang berbeda. Meskipun di kota yang berbeda tetapi saya tetap tinggal di komplek tentara jadi lingkungan di sekitar saya tetap orang-orang yang taat terhadap aturan, disiplin dan rapi. Kebiasaan saya terhadap lingkungan yang seperti itu tertular kepada saya secara tidak sadar. Berpakaian rapi, rambut tipis itu adalah sudah kebiasaan yg diterapkan di keluarga saya dan lingkungan sekitar. Setelah saya tinggal di Banjarmasin, Kalimantan Selatan selama kurang lebih 1 tahun, saya pindah lagi ke kota Malang , Jawa Timur. Kepindahan saya kali ini tidak diikuti oleh ayah saya yang seorang tentara sehingga saya tidak bertempat tinggal di komplek tentara lagi tapi saya tinggal diperumahan biasa. Di sinilah saya mempunyai lingkungan yang sangat berbeda dengan lingkungan awal. Di lingkungan baru ini saya bisa mengikuti organisasi yang ada di sekitar perumahan sehingga mendapatkan teman yang beragam dan ilmu yang banyak karena di organisasi ini tidak hanya orang-orang yang sebaya tetapi ada mahasiswa bahkan orang tua pun ada, tetapi terkadang di lingkungan yang baru ini saya kurang senang karena hidup warganya kurang teratur, disiplin dan rapi mungkin itu efek dari lingkungan sejak kecil yaitu lingkungan tentara yang disiplin, teratur dan rapi    Memasuki SMP saya mempunyai lebih banyak teman yang lingkungan rumahnya pun beragam. Pada suatu ketika saya mempunyai teman yang beda sekolah, dia tinggal di lingkungan orang tua yang “broken home” sehingga mulai dari anak yang yang pertama hingga anak terakhir anak pemakai narkoba, saya sering di tawarkan yang namanya sabu, minuman berakhohol, jarum suntik tapi karena lingkungan saya adalah lingkungan tentara jadi saya tidak sedikit pun tertarik untuk mencoba. Meskipun teman saya banyak yang merokok, peminum, pecandu narkoba dll. Setelah sekitar 3 tahun menjalani pendidikan SMP di kota Malang , saya pindah mengikuti orang tua ke kota Madiun, Jawa Timur. Di Madiun saya tetap tinggal di komplek tentara, tetapi sayangnya ketika saya baru menjalani pendidikan selama kurang lebih 2 bulan, saya harus pindah lagi ke Jakarta karena lagi lagi orang tua saya pindah dinas ke Jakarta. Padahal saat itu saya belum mempunyai rapot atau nilai sedikitpun jadi untuk mengurus kepindahan sekolah agak sulit, akhirnya setelah semua urusan kepindahan selesai, saya mencari sekolah baru dan mendapatkan sekolah di komplek Halim Perdanakusuma tapi yang sangat saya sesali karena orang tua baru pindah di Jakarta jadi kami sekeluarga harus tinggal di rumah nenek yang letaknya di Pasar Minggu yang jauh dari komplek Halim Perdanakusuma. Suatu hari, ketika saya baru pertama kali masuk kelas baru, saya selalu takut karena tidak mempunyai teman dan hal paling memalukan di saat perkenalan sebagai siswa baru, saya ditertawakan satu kelas pada saat itu saya tidak tahu apa yang mereka tertawakan ternyata setelah saya bertanya-tanya kepada mereka, mereka mentertawakan logat “JAWA” yang terkenal “MEDOK”. Setelah beberapa minggu sekolah di sana saya sudah mempunyai beberapa teman yang sudah akrab. Setiap pagi saya harus bangun jam 4 pagi agar tidak terkena macet ibu kota Jakarta dan bisa sampai di sekolah sebelum bel masuk sekolah berbunyi. Sekitar 1 tahun tinggal bersama nenek saya, akhirnya kami sekeluarga pindah rumah ke Komplek Halimperdanakusuma, letak rumah ke sekolah sangat dekat cukup 5 menit sudah sampai ke sekolah, jadi saya yang dulu jam 4 pagi sudah harus siap-siap sekarang jam setengah 6 masih ada di tempat tidur. Di komplek rumah saya yang baru ini lingkungannya sangat cuek bahkan terkadang tetangga pun tidak kenal, apalagi ketika malam hari di komplek Halimperdanakusuma sangat gelap dan sepi sehingga kalau malam-malam pergi untuk pulangnya sudah takut. Di lingkungan baru yang ini saya sangat kagum contoh : masuk komplek halimnya saja harus mempunyai stiker khusus, setiap warga halim ketika berkendara harus memakai helm meskipun jarak yang di tepuh dekat, setiap bulan diadakan razia kendaraan yang memeriksa kelengkapan surat motor dan SIM. Di lingkungan seperti ini saya jadi terbiasa untuk teratur dan disiplin dimanapun. Setelah sekitar 3 tahun saya menjalani pendidikan SMA dan Lulus, saya mengikuti test universitas yang saya inginkan tapi sayangnya selalu tidak lulus dan akhirnya saya mengikuti test di universitas tercinta yaitu UG atau lebih di kenal univesitas Gunadarma, jurusan Teknik Informatika. Di saat hari pertama PPSPPT atau lebih kerennya Orientasi kami semua Mahasiswa Baru harus berpakaian rapi, rambut botak, baju berwarna putih lengan panjang dan celana kain. Kewajiban yang harus ditaati pada saat Orientasi ini menurut saya adalah hal yang sudah biasa yang saya lakukan dan saya lihat di lingkungan sekitar rumah. Jadi untuk melakukan hal tersebut sudah sepeti kebiasaan setiap hari dan bukan suatu keadaan memaksa diri saya. Lingkungan sekitar kita sangat berpengaruh terhadap diri kita sendiri, kalau lingkungan sekitar rumahnya banyak preman mungkin kebiasaan preman pun akan di tiru, jika lingkungan rumah mereka orang-orang yang soleh maka mereka akan terpengaruh rajin beribadah begitu dengan lingkungan yang lain.